Banten menargetkan sebanyak 54 ribu guru di Banten selesai mengikuti
program sertifikasi serta uji kompetensi guru hingga tahun 2014. Pada tahun itu, ditargetkan 88.317 guru di Banten sudah selesai mengikuti program sertifikasi dan uji kompetensi guru.
“Saat ini masih ada sekitar 54 ribu yang belum sertifikasi. Namun
dari jumlah itu sekitar 30 ribu termasuk usia lanjut, sisanya sekitar 24
ribu guru ditargetkan selesai sertifikasi hingga 2014,” kata Gubernur
Banten Ratu Atut Chosiyah usai peringatan hari guru tingkat Provinsi
Banten di Serang, Kamis.
Atut optimis target tersebut bisa tercapai karena Pemerintah Provinsi
Banten melalui APBD terus berupaya mendorong peningkatan kompetensi
guru terutama untuk para guru yang belum menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Sedangkan bagi guru PNS sudah menjadi kewenangan pemerintah
pusat.
“Kami melalui Dinas Pendidikan Provinsi Banten terus berupaya mendorong agar semua guru di Banten ikut sertifikasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi para guru,” ungkap Atut.
Menurutnya, para guru harus menumbuhkan semangat dan tekad dengan penuh keihlasan dan profesionalisme untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui sertifikasi. Sehingga melalui sertifikasi tersebut bisa memberikan kontribus bagi para guru.
“Harus benar-benar dan serius untuk memanfaatkan kesempatan sertifikasi,” katanya.
Ia mengatakan, dalam melakukan uji kompetensi para guru juga dituntut untuk memahami empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi dan kompetensi sosial.
Gubernur Banten juga meminta para guru terus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya, sehingga nantinya bisa menghasilkan anak didik atau putra-putri generasi di Banten yang lebih baik.
“Saya memiliki harapan kepada guru agar rakyat Banten tidak menjadi penonton di daerahnya sendiri, tetapi jadi tuan di daerahnya sendiri,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Hudaya Latuconsina mengatakan, peringatan hari guru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen guru dalam merealisasikan guru yang profesional melalui peningkatan kompetensi dan kode etik guru.
Selain itu meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kedudukan dan peran strategis guru membangun bangsa Indonesia yang cerdas, kompetitif dan bermartabat.
“Peringatan hari guru nasional dan HUT ke-67 PGRI ini diikuti sekitar 3.500 guru dari perwakilan delapan daerah di Banten,” kata Hudaya.
Apresiasi
Sebagai bentuk apresiasi kepada guru dan kepala sekolah berprestasi, Pemerintah Provinsi Banten memberikan bantuan operasional berupa 17 buah motor dan 31 laptop. Pemberian bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Banten, Hj.Ratu Atut Chosiyah SE pada acara peringatan HUT ke-67 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tingkat Provinsi Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kec.Curug, Kota Serang.
Gubernur Banten sangat memperhatikan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga gubernur menyarankan agar para guru menjadikan kesempatan itu sebagai tantangan dan peluang dalam mengembangkan potensi diri dan peningkatan mutu pendidikan.
“Menyikapi hal-hal demikian, para guru harus dapat mengembangkan kapasitas dan kapabilitas agar para guru mampu berlaku adaptif namun tetap selektif, sehingga dapat berhasil mengantisipasi berbagai tantangan” ujarnya.
Atut juga menghimbau kepada seluruh anggota PGRI yang hadir untuk terus meningkatkan profesionalisme yang didukung kode etik sehingga berfungsi sebagai norma hukum dan norma kemasyarakatan dalam mengajar sebagaimana tema peringatan HUT ke-67 PGRI tahun 2012 yaitu ‘memacu profesionalisasi guru melalui peningkatan kompetensi dan penegakan kode etik’.
Diakui Gubernur Banten, guru memiliki peran penting dalam keberhasilan pendidikan. “Untuk itu, Pemerintah Provinsi Banten senantisa akan berupaya untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru, antara lain dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi para guru,” ungkapnya.
“Pemerintah Provinsi Banten juga akan memperhatikan kesejahteraan para guru, di antaranya dengan memberikan tunjangan profesi bagi guru, tunjangan fungsional non PNS, tunjangan guru daerah khusus/tertinggal, dan bantuan kualifikasi guru ke jenjang S1/D4. Adapun dari sisi prestasi dan kompetensinya, Pemerintah Provinsi Banten akan berupaya memberikan penghargaan kepada para guru, kepala sekolah dan pengawas yang memiliki prestasi dan berdedikasi tinggi untuk peningkatan mutu pendidikan di Banten,” janjinya.
Lanjut Terus
Sementara itu di tempat terpisah, Kemendikbud menegaskan uji kompetensi awal (UKA) dan uji kompetensi guru (UKG) akan tetap digelar meski hasilnya belum memenuhi target sampai saat ini. “Langkah itu tetap akan ditempuh untuk dapat memetakan kemampuan seluruh guru di Indonesia,” tegasnya.
“Mengapa kami tetap melakukan UKA dan UKG Online sebelum sertifikasi? Seperti yang sudah kami jelaskan, langkah ini untuk memastikan peta-peta guru sampai dimana kemampuan mereka,” kata Nuh
Nuh menegaskan, usaha pemerintah dalam peningkatan mutu guru tidak akan berhenti sampai di tahap sertifikasi guru saja. Pemerintah akan terus melakukan upaya untuk mengukur kinerja guru. Saat ini, lanjutnya, pemerintah baru mampu melakukan tahap menyejahterakan guru melalui tunjangan yang diberikan bagi guru-guru yang telah memenuhi kriteria.
“Dengan sertifikasi, guru-guru yang sekadar ngobyek sudah turun drastis. Memang, dari tunjangan guru yang diberikan belum lunas semuanya, tapi dari sana minimal kesejahteraannya dulu, daripada tidak sama sekali,” ucapnya.
“Kami akan mengukur kehadiran, persiapan bahan ajar, dan terus melalukan peningkatan dalam uji kompetensi guru. Walau ada kritik habis-habisan pun, kami akan tetap lakukan sertifikasi. Wong sertifikasi guru kan amanat undang-undang,” tambahnya kemudian.
Selain meningkatkan hasil sertifikasi yang telah digelar, Nuh juga mengatakan kementerian akan lebih selektif dalam meningkatkan kemampuan profesional guru, khususnya terkait rekruitmen para guru baru. Calon guru harus menempuh pelatihan panjang dan harus tinggal di asrama.
“Kami melalui Dinas Pendidikan Provinsi Banten terus berupaya mendorong agar semua guru di Banten ikut sertifikasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi para guru,” ungkap Atut.
Menurutnya, para guru harus menumbuhkan semangat dan tekad dengan penuh keihlasan dan profesionalisme untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui sertifikasi. Sehingga melalui sertifikasi tersebut bisa memberikan kontribus bagi para guru.
“Harus benar-benar dan serius untuk memanfaatkan kesempatan sertifikasi,” katanya.
Ia mengatakan, dalam melakukan uji kompetensi para guru juga dituntut untuk memahami empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi dan kompetensi sosial.
Gubernur Banten juga meminta para guru terus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya, sehingga nantinya bisa menghasilkan anak didik atau putra-putri generasi di Banten yang lebih baik.
“Saya memiliki harapan kepada guru agar rakyat Banten tidak menjadi penonton di daerahnya sendiri, tetapi jadi tuan di daerahnya sendiri,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Hudaya Latuconsina mengatakan, peringatan hari guru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen guru dalam merealisasikan guru yang profesional melalui peningkatan kompetensi dan kode etik guru.
Selain itu meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kedudukan dan peran strategis guru membangun bangsa Indonesia yang cerdas, kompetitif dan bermartabat.
“Peringatan hari guru nasional dan HUT ke-67 PGRI ini diikuti sekitar 3.500 guru dari perwakilan delapan daerah di Banten,” kata Hudaya.
Apresiasi
Sebagai bentuk apresiasi kepada guru dan kepala sekolah berprestasi, Pemerintah Provinsi Banten memberikan bantuan operasional berupa 17 buah motor dan 31 laptop. Pemberian bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Banten, Hj.Ratu Atut Chosiyah SE pada acara peringatan HUT ke-67 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tingkat Provinsi Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kec.Curug, Kota Serang.
Gubernur Banten sangat memperhatikan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga gubernur menyarankan agar para guru menjadikan kesempatan itu sebagai tantangan dan peluang dalam mengembangkan potensi diri dan peningkatan mutu pendidikan.
“Menyikapi hal-hal demikian, para guru harus dapat mengembangkan kapasitas dan kapabilitas agar para guru mampu berlaku adaptif namun tetap selektif, sehingga dapat berhasil mengantisipasi berbagai tantangan” ujarnya.
Atut juga menghimbau kepada seluruh anggota PGRI yang hadir untuk terus meningkatkan profesionalisme yang didukung kode etik sehingga berfungsi sebagai norma hukum dan norma kemasyarakatan dalam mengajar sebagaimana tema peringatan HUT ke-67 PGRI tahun 2012 yaitu ‘memacu profesionalisasi guru melalui peningkatan kompetensi dan penegakan kode etik’.
Diakui Gubernur Banten, guru memiliki peran penting dalam keberhasilan pendidikan. “Untuk itu, Pemerintah Provinsi Banten senantisa akan berupaya untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru, antara lain dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi para guru,” ungkapnya.
“Pemerintah Provinsi Banten juga akan memperhatikan kesejahteraan para guru, di antaranya dengan memberikan tunjangan profesi bagi guru, tunjangan fungsional non PNS, tunjangan guru daerah khusus/tertinggal, dan bantuan kualifikasi guru ke jenjang S1/D4. Adapun dari sisi prestasi dan kompetensinya, Pemerintah Provinsi Banten akan berupaya memberikan penghargaan kepada para guru, kepala sekolah dan pengawas yang memiliki prestasi dan berdedikasi tinggi untuk peningkatan mutu pendidikan di Banten,” janjinya.
Lanjut Terus
Sementara itu di tempat terpisah, Kemendikbud menegaskan uji kompetensi awal (UKA) dan uji kompetensi guru (UKG) akan tetap digelar meski hasilnya belum memenuhi target sampai saat ini. “Langkah itu tetap akan ditempuh untuk dapat memetakan kemampuan seluruh guru di Indonesia,” tegasnya.
“Mengapa kami tetap melakukan UKA dan UKG Online sebelum sertifikasi? Seperti yang sudah kami jelaskan, langkah ini untuk memastikan peta-peta guru sampai dimana kemampuan mereka,” kata Nuh
Nuh menegaskan, usaha pemerintah dalam peningkatan mutu guru tidak akan berhenti sampai di tahap sertifikasi guru saja. Pemerintah akan terus melakukan upaya untuk mengukur kinerja guru. Saat ini, lanjutnya, pemerintah baru mampu melakukan tahap menyejahterakan guru melalui tunjangan yang diberikan bagi guru-guru yang telah memenuhi kriteria.
“Dengan sertifikasi, guru-guru yang sekadar ngobyek sudah turun drastis. Memang, dari tunjangan guru yang diberikan belum lunas semuanya, tapi dari sana minimal kesejahteraannya dulu, daripada tidak sama sekali,” ucapnya.
“Kami akan mengukur kehadiran, persiapan bahan ajar, dan terus melalukan peningkatan dalam uji kompetensi guru. Walau ada kritik habis-habisan pun, kami akan tetap lakukan sertifikasi. Wong sertifikasi guru kan amanat undang-undang,” tambahnya kemudian.
Selain meningkatkan hasil sertifikasi yang telah digelar, Nuh juga mengatakan kementerian akan lebih selektif dalam meningkatkan kemampuan profesional guru, khususnya terkait rekruitmen para guru baru. Calon guru harus menempuh pelatihan panjang dan harus tinggal di asrama.
Sumber : KLIKBANTEN-ONLINE
0 komentar:
Posting Komentar